Selasa, 02 Agustus 2016

Pendekatan Inquiri

Pendekatan Inquiri
Oleh : M. Yudittia Yasin
Dosen Pengampu : Lestariningsih, S.Pd. M.Pd.

A.    Pengertian
Model pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan

B.     Karakteristik
Menurut Muslich (2008), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri utama pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
1.   Pembelajaran inquiry menekankan pada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
2.   Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk    mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
3.      Membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
4.      Memberikan kebebasan pada siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
5.      Mendorong siswa untuk berfikir intensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
6.      Proses interaksi belajar mengajar mengarahkan pada perubahan dari teacher centered kepada student centered.

C.    Langkah – langkah
Menurut Sanjaya (2006:202) langkah-langkah model pembelajaran inquiry sebagai berikut:
1.      Orientasi
2.      Merumuskan masalah
3.      Merumuskan hipotesis
4.      Mengumpulkan data
5.      Menguji hipotesis
6.      Merumuskan kesimpulan

D.    Prinsip
1.      Berorientasi pada pengembangan intelektual
2.      Prinsip interaksi
3.      Prinsip bertanya
4.      Prinsip belajar untuk berpikir
5.      Prinsip keterbukaan

E.     Kelebihan
1.   Strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna
2.  Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka
3.   Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman
4.   Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah belajar

F.     Kelemahan
1.    Jika digunakan sebagai strategi pembelajaran maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
2.    Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
3.   Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan

4.   Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran maka akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru

Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran Berbasis Proyek
Oleh : M. Yudittia Yasin
Dosen Pengampu : Lestariningsih, S.Pd. M.Pd.
STKIP PGRI Sidoarjo

A.    Pengertian
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning = PjBL) adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.

B.     Sejarah
Sejarah PBL sebenarnya telah dimulai pada tahun 1920 ketika itu Celestine Freinet, seorang guru SD yang baru kembali dari Perang Dunia I kembali kekampung halamannya di sebuah pedesaan di Barsur-loup di bagian tenggara Perancis. Ia menderita cedera yang serius dan menyebabkannya tak bisa bernafas panjang. Ia sangat ingin mengajar kembali di SD tetapi ia tida sanggup untuk bersuara keras dan lama. Sebagai gantinya ia menggunakan metoda lain menggantikan metoda tradisional yang biasanya dianut ketika itu. Ia meminta murid-muridnya untuk belajar mandiri dan ia hanya memfasilitasi saja. Inilah awal pertama cikal bakal PBL diperkenalkan. Sejarah PBL modern dimuali pada awal tahun 1970 di Mc Master University Faculty of Health Science di Kanada. Sejak itu PBL dipakai secara luas di banyak Negara.

C.    Karakteristik
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
2.      Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik
3. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atautantangan yang diajukan
4.   Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan
5.      Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu
6.      Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan
7.      Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif
8.      Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

D.    Langkah – langkah
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.
1.      Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
2.       Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).
3.      Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
4.      Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek(Monitor the Students and the Progress of the Project)
5.      Menguji Hasil (Assess the Outcome)
6.      Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

E.     Prinsip
1.      Centrality(pemusatan)
2.      Driving question
3.      Constructive Investigation
4.      Autonomy
5.      Realism

F.     Kelebihan
1.   Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2.      Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3.      Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
4.      Meningkatkan kolaborasi.
5.  Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
6.      Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.

G.    Kelemahan
1.    Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2.    Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3.  Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.
4.    Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

5.    Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

Penemuan Terbimbing

Rangkuman Penemuan Terbimbing
Oleh : M. Yudittia Yasin
Dosen Pengampu : Lestariningsih, S.Pd. M.Pd.
STKIP PGRI Sidoarjo

A.    Pengertian
Discovery Learning adalah proses belajar yang di dalamnya tidak disajikan suatu konsep dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa dituntut untuk mengorganisasi sendiri cara belajarnya dalam menemukan konsep.

B.     Sejarah
Ide pembelajaran penemuan (Discovery Learning) muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang kepada anak dalam menemukan sesuatu oleh mereka sendiri dengan mengikuti jejak para ilmuwan (Nur, 2000). Pembelajaran dengan penemuan, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip.

C.    Karakteristik
1.   Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan.
2.      Berpusat pada siswa.
3.      Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

D.    Langkah – langkah
1.      Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya.
2.   Berdasarkan data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganlisis data tersebut.
3.      Siswa menyusun prakiraan dari hasil analisis yang dilakukannya.
4.      Bila dipandang perlu, prakiraan yang telah dibuat siswa tersebut hendaknya diperiksa oleh guru.
5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran prakiraan tersebut, maka verbalisasi prakiraan sebaiknya disrahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.
6.    Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

E.     Kelebihan
Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut:
1.    Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir
2. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat
3.  Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat
4.   Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks
5.      Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

F.     Kekurangan
Beberapa kelemahan metode penemuan sebagai berikut:
1.      Berkenaan dengan waktu, strategi discovery learning membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada ekspositori.
2.      Kemampuan berfikir rasional siswa ada yang masih terbatas.
3. Kesukaran dalam menggunakan faktor subjektivitas, terlalu cepat pada suatu kesimpulan.
4.      Faktor kebudayaan atau kebiasaan yang masih menggunakan pola pembelajaran lama.
5.     Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.

Lesson Study

A.  Pengertian Lesson Study
Lesson Study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan dengan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning (bermanfaat pada kedua belah pihak) untuk membangun komunitas belajar mengajar.

B.  Sejarah Lesson Study
a.       Awal berkembang di Jepang (1900).
b.      Diterapkan secara nasional oleh pemerintah Jepang (1960).
c.       Dikenal oleh dunia pada tahu 1997an.
d.      Dikenal di Indonesia mulai awal tahun 1998an.
e.       Implementasi di beberapa sekolah di Indonesia (2003).

C.  Karakteristik/ciri-ciri
1.      Tujuan bersama untuk jangka panjang.
2.      Materi pelajaran yang penting.
3.      Studi tentang siswa secara cermat.
4.      Observasi pembelajaran secara langsung

D.  Langkah-langkah
1.             Merencanakan suatu pembelajaran (plan) yang akan dilakukan di dalam kelas.
2.             Pelaksanaan (Do) pembelajaran untuk melaksanakan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan bersama di dalam kelas nyata.
3.    Melakukan refleksi (See).


E.  Kelebihan dan Kelemahan Lesson Study
Kelebihan
1.    Peran guru yang dapat berubah-ubah: siapapun dapat berperan sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru pengamat di lain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling mengerti serta mendukung di antara guru dan secara efektif meningkatkan mutu proses belajar-mengajar.
2.    Metode ini dapat diterapkan di setiap bidang, mulai dari seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga pada setiap tingkat kelas.
3.    Dapat dilaksanakan antar atau lintas kelas
Kekurangan
1.    Belum seragamnya pendapat tentang Lesson study.
2.    Kurangnya persiapan dapat merusak pembelajaran.
3.    Kurang tepatnya cara penyampaian pendapat dalam refleksi.
4.    Memerlukan fasilitas dan biaya serta waktu yang banyak.
5.    Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya.

6.    Banyak siswa yang tidak senang apabila diminta kerjasama dengan yang lain, karena siswa yang memiliki kemampuan lebih harus bekerja lebih keras lagi dalam membantu siswa yang berkemampuan kurang.

Quantum Teaching


A.  Pengertian Quantum Teaching 
Quantum Teaching adalah proses pembelajaran dengan menyediakan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar menjadi menyenangkan.

B.  Sejarah Quantum Teaching
Bobbi DePorter adalah perintis, pencetus, dan pengembang utama pembelajaran. Semenjak tahun 1982 DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran di Super Camp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak Kirkwood Meadows, Negara Bagian California, Amerika Serikat. Super Camp sendiri didirikan atau dilahirkan oleh Learning Forum, dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon, dan Sarah Singer Nourie.

C.  Karakteristik/ciri-ciri Quantum Teaching
1.      Penggunaan musik dengan tujuan-tujuan tertentu.
2.      Pemanfaatan ikon-ikon sugestif.
3.      Penggunaan “stasiun-stasiun kecerdasan” untuk memudahkan siswa belajar sesuai dengan  modalitas kecerdasannya.
4.      Penggunaan bahasa yang unggul.
5.      Suasana belajar yang menyenangkan dan saling memberdayakan.

D.  Prinsip-prinsip Quantum Teaching
1.    Tumbuhkan
2.    Alami
3.    Namai
4.    Demonstrasikan
5.    Ulangi
6.    Rayakan

E.  Kelebihan dan Kelemahan Quantum Teaching
Kelebihan :
1.      Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
2.      Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa.
3.      Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa.
4.      Adanya kerjasama.
5.      Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang enak yang dipahami siswa.
6.      Menciptakan tingkah laku dan kepercayaan dalam diri sendiri.
7.      Belajar terasa menyenangkan 
8.      Motivasi dari dalam diri.
9.      Adanya kebebasan dalam berekspresi.
10.  Menumbuhkan idealisme, gairah dan cinta mengajar oleh guru. 
Kekurangan  :
1.      Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung.
2.      Memerlukan fasilitas yang memadai.
3.      Model ini banyak dilakukan diluar negeri sehinggga kurang beradapatasi dengan kehidupan di Indonesia.
4.      Kurang dapat mengontrol siswa

Contextual Teaching and Learning (CTL)

Contextual Teaching and Learning (CTL)

A.  Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)
CTL adalah sebuah pembelajaran yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari.

B.  Sejarah CTL
a.       Dikenalkan oleh John Dewey di kelas Amerika (1916).
b.      Diterapkan secara nasional oleh pemerintah AS (1983).
c.       Dikenal di Indonesia mulai awal tahun 2000an.
d.      Balitbang Depdiknas mendalami CTL (2002).
e.       Dituangkannya CTL ke dalam kurikulum baru, KBK (2004).

C.  Karakteristik/ciri-ciri CTL
1.      Relating (keterkaitan/relevansi).
2.      Experiencing (pengalaman langsung).
3.      Applying (aplikasi).
4.      Cooperating (kerja sama).
5.      Transferring (alih pengetahuan).

D.  Prinsip-prinsip CTL
1.    Kontruktivisme
2.    Inquiry
3.    Questioning
4.    Learning Comunity
5.    Modelling
6.    Reflection
7.    Authentic Assessment
E.  Kelebihan dan Kelemahan CTL
Kelebihan (CTL):
1.    Pembelajaran lebih bermakna
2.    Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep.
3.    Menumbuhkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
4.    Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang diajarkan.
5.    Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain.
6.    Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri.
Kekurangan (CTL) :
1.    Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran, tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena siswa tidak mengalami sendiri.
2.    Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya.
3.    Banyak siswa yang tidak senang apabila diminta kerjasama dengan yang lain, karena siswa yang memiliki kemampuan lebih harus bekerja lebih keras lagi dalam membantu siswa yang berkemampuan kurang.